Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Marriage in Such A Young Age...

“Love is a condition in which the happiness of  another person is  essential to your own.” - Robert Heinlein Tertanggal 24 februari. Udah mau akhir bulan aja. Btw minggu lalu abis valentine ya, dan gara gara valentine itu jadi kepikiran sesuatu buat ditulis. Yhaa gak jauh-jauh soal romantisme, sih, karena valentine kan berhubungan dengan itu. Berbagi kasih sayang sebetulnya gak cuma di hari valentine itu aja, seharusnya setiap hari kan ya? Makin hari makin ditunjukkan malah kalo bisa. Gak cuma ke pasangan tapi juga ke orang tua, temen, atau keluarga. Ngomong-ngomong soal pasangan, trus jadi keinget soal pernikahan. Apalagi sekarang euforia nikah di usia muda (nikah muda) lagi terasa banget maraknya. Aku sendiri ada sih keinginan buat menikah di usia yang-ternyata-setelah-aku-cari-tau, itu tergolong muda. Beberapa temenku juga udah ada yang nikah bahkan udah punya anak. Sebetulnya fenomena nikah muda itu udah lama banget terjadi di Indonesia, bahka...

For When You Have To Deal With Pessimist People

kalo sebelumnya kita pernah bahas soal sifat pesimis di dalam diri sendiri ( here ), sekarang ini kita bakal bahas dari sisi yang berbeda... Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya yang membuat mereka merasa pesimis terhadap hal-hal yang akan dihadapi kedepannya. Kalo kita pernah mengalami hal tersebut, tenang, kita gak sendiri, orang lain juga pasti pernah mengalami itu. Juga tidak menutup kemungkinan yang mengalami hal tersebut adalah orang-orang di sekililing kita. So, the question is... Apa yang harus kita lakuin? Gimana cara menghadapi mereka? Ok, let's break this all! 1.  Gak cuma teman, tapi juga keluarga ataupun rekan kerja. Mereka adalah orang-orang yang paling banyak berinteraksi dengan kita. Jadi ketika ada sesuatu hal yang begitu dalam untuk mereka, mereka pasti akan cerita ke kita tanpa ada hentinya, yaa gak apa-apa karena itu adalah luapan emosi yang mereka rasakan. Yang kita sebaiknya lakukan pada tahap ini adalah  me...

My Relationship with "Ciki-cikian" aka MSG! Emang iya MSG bikin bodoh???

Kemarin ini baru aja nyobain satu snack untuk pertama kalinya. Sebagai pecinta gurih dan sebagai pecinta ngemil, snack satu ini emang enak bangettttt!!!! Seumur hidup aku makan ciki-cikian, ini yang terenak! Sebenernya dia ada dua rasa, tapi yang Honey Butter emang the best sih coy!!!! Anyway, don't get me wrong, di post kali ini aku bukan mau ngasih review soal makanan ini ya gengs! Ceritanya adalah waktu lagi makan ini snack, karena saking enaknya sampe berasa ketagihan terus gituloh. Terus ada sebuah pertanyaan di kepala muncul "gue nih makan ciki ciki terus, MSG kan selalu ada di setiap ciki, ntar gue makin bodoh gimana yak?" Nah, jadi post kali ini aku bakal bahas soal MSG .... hahaha Omongan soal MSG bikin bodoh itu udah santer banget di sekitar kita. Dari jadi bahan bercanda bareng temen sampe bahan nasihat dari orang tua. Nah, setelah nyari tau dan baca baca lebih lanjut ternyata MSG tuh aman kok untuk digunakan sebagai penyedap rasa ...

Bukan untuk Kamu

Realisasi instan dengan "Nafsu" sebagai modal terbesarnya, seringkali menjadi jawaban... ...dari "Butuh" dan "Siap" yang telah menjadi rancu ketika disandingkan dengan pertanyaan perihal kehidupan. Meskipun disuguhkan dengan banyak opsi, prioritas kehidupan seharusnya tetap tersusun dengan rapi. Bukan hanya untuk sekarang, melainkan untuk 4 sampai 5 tahun yang akan datang. Yang dampaknya tidak hanya dapat dirasa oleh seorang tapi juga oleh mereka yang tersayang. Memang lain, Slogan "terbentur, terbentur, terbentuk" jelas bukan untuk kamu yang bermain. 23 September 2019