kalo sebelumnya kita pernah bahas soal sifat pesimis di dalam diri sendiri (here), sekarang ini kita bakal bahas dari sisi yang berbeda...
Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya yang membuat mereka merasa pesimis terhadap hal-hal yang akan dihadapi kedepannya. Kalo kita pernah mengalami hal tersebut, tenang, kita gak sendiri, orang lain juga pasti pernah mengalami itu. Juga tidak menutup kemungkinan yang mengalami hal tersebut adalah orang-orang di sekililing kita.
So, the question is...
Apa yang harus kita lakuin? Gimana cara menghadapi mereka?
Ok, let's break this all!
1. Gak cuma teman, tapi juga keluarga ataupun rekan kerja. Mereka adalah orang-orang yang paling banyak berinteraksi dengan kita. Jadi ketika ada sesuatu hal yang begitu dalam untuk mereka, mereka pasti akan cerita ke kita tanpa ada hentinya, yaa gak apa-apa karena itu adalah luapan emosi yang mereka rasakan. Yang kita sebaiknya lakukan pada tahap ini adalah mendengarkan dengan baik tanpa memberikan penilaian (judge) kepada mereka.
2. Tapi... ngedengerin mereka cerita bukan berarti kita ngebiarin mereka menuntun arah pembicaraan, karena kalo kaya gitu semuanaya akan berlarut-larut dan bukan gak mungkin akan meengaruhi diri kita sendiri. Solusinya adalah coba arahkan pembicaraan ke arah yang positif dengan memberikan respon pertanyaan balik menganai hal yang bisa dipetik dari kejadian yang dia ceritakan ke kita, altau kalau sudah gak memungkinkan, mending tutup aja deh topik tersebut dengan menyatakan bahwa kita ngerti banget posisi mereka dan langsung ganti topik pembicaraan.
3. Be the light! Ingatkan kembali mereka dengan hal positif ada di diri mereka serta berikan pujian untuk keberhasilan yang pernah mereka lakukan sebelumnya, sedikit banyak hal ini akan membantu mengembalikan kepercayaan diri mereka kembali kok.
Walaupun begitu, kita juga punya batasan dalam menghadapi situasi tersebut. Biar bagaimanapun, kita bukan problem solver untuk seluruh masalah yang dihadapi oleh mereka, kan? Yang penting kita gak lupa untuk memberikan pendapat dan masukan buat mereka secara hati-hati ketika mereka meminta.
Pun sebagai manusia dewasa, kita sudah mulai menyadari bahwa melindungi diri dan pikiran kita sendiri secara emosional dari mereka yang sedang pesimis merupakan hal yang perlu dilakukan, sehingga kita tidak terbawa jadi pesimis juga, hehe.
And, your next question will be...
Bagaimana? Bagaimana cara memberikan proteksi pada diri dan psikis kita?
First, Give yourself a break!
Yep! Tenangkan dan berikan diri sendiri waktu. Setelah menghadapi seseorang yang pesimis ada kemungkinan mereka memberikan pengaruh terhadap cara pikir kita dan menguras energi kita juga. So, take your time. Atur kembali pikiran kita dan setelahnya kembalilah beraktivitas seperti biasa, sehingga kita bisa tetap produktif tanpa membuang waktu untuk “negativity”.
Second, Focus on yourself!
Satu-satunya orang yang kebahagiaannya merupakan tanggung jawab kita adalah diri kita sendiri. Kita juga punya andil untuk menyaring hal-hal yang bisa memengaruhi diri kita dan mana hal-hal yang enggak bisa, artinya kita memiliki kekuatan untuk enggak mudah dijatuhkan oleh orang lain.
Third, See out optimistic people!
Imbangi pertemanan kita dengan orang orang yang positif dan realistis, sehingga asupan pemikiran kita pun gak akan mudah tergoyah oleh kenegatifan. Selain itu, mengelilingi diri dengan orang-orang optimis tentunya akan membantu kita untuk lebih berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita.
Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya yang membuat mereka merasa pesimis terhadap hal-hal yang akan dihadapi kedepannya. Kalo kita pernah mengalami hal tersebut, tenang, kita gak sendiri, orang lain juga pasti pernah mengalami itu. Juga tidak menutup kemungkinan yang mengalami hal tersebut adalah orang-orang di sekililing kita.
So, the question is...
Apa yang harus kita lakuin? Gimana cara menghadapi mereka?
Ok, let's break this all!
1. Gak cuma teman, tapi juga keluarga ataupun rekan kerja. Mereka adalah orang-orang yang paling banyak berinteraksi dengan kita. Jadi ketika ada sesuatu hal yang begitu dalam untuk mereka, mereka pasti akan cerita ke kita tanpa ada hentinya, yaa gak apa-apa karena itu adalah luapan emosi yang mereka rasakan. Yang kita sebaiknya lakukan pada tahap ini adalah mendengarkan dengan baik tanpa memberikan penilaian (judge) kepada mereka.
2. Tapi... ngedengerin mereka cerita bukan berarti kita ngebiarin mereka menuntun arah pembicaraan, karena kalo kaya gitu semuanaya akan berlarut-larut dan bukan gak mungkin akan meengaruhi diri kita sendiri. Solusinya adalah coba arahkan pembicaraan ke arah yang positif dengan memberikan respon pertanyaan balik menganai hal yang bisa dipetik dari kejadian yang dia ceritakan ke kita, altau kalau sudah gak memungkinkan, mending tutup aja deh topik tersebut dengan menyatakan bahwa kita ngerti banget posisi mereka dan langsung ganti topik pembicaraan.
3. Be the light! Ingatkan kembali mereka dengan hal positif ada di diri mereka serta berikan pujian untuk keberhasilan yang pernah mereka lakukan sebelumnya, sedikit banyak hal ini akan membantu mengembalikan kepercayaan diri mereka kembali kok.
Walaupun begitu, kita juga punya batasan dalam menghadapi situasi tersebut. Biar bagaimanapun, kita bukan problem solver untuk seluruh masalah yang dihadapi oleh mereka, kan? Yang penting kita gak lupa untuk memberikan pendapat dan masukan buat mereka secara hati-hati ketika mereka meminta.
Pun sebagai manusia dewasa, kita sudah mulai menyadari bahwa melindungi diri dan pikiran kita sendiri secara emosional dari mereka yang sedang pesimis merupakan hal yang perlu dilakukan, sehingga kita tidak terbawa jadi pesimis juga, hehe.
And, your next question will be...
Bagaimana? Bagaimana cara memberikan proteksi pada diri dan psikis kita?
First, Give yourself a break!
Yep! Tenangkan dan berikan diri sendiri waktu. Setelah menghadapi seseorang yang pesimis ada kemungkinan mereka memberikan pengaruh terhadap cara pikir kita dan menguras energi kita juga. So, take your time. Atur kembali pikiran kita dan setelahnya kembalilah beraktivitas seperti biasa, sehingga kita bisa tetap produktif tanpa membuang waktu untuk “negativity”.
Second, Focus on yourself!
Satu-satunya orang yang kebahagiaannya merupakan tanggung jawab kita adalah diri kita sendiri. Kita juga punya andil untuk menyaring hal-hal yang bisa memengaruhi diri kita dan mana hal-hal yang enggak bisa, artinya kita memiliki kekuatan untuk enggak mudah dijatuhkan oleh orang lain.
Third, See out optimistic people!
Imbangi pertemanan kita dengan orang orang yang positif dan realistis, sehingga asupan pemikiran kita pun gak akan mudah tergoyah oleh kenegatifan. Selain itu, mengelilingi diri dengan orang-orang optimis tentunya akan membantu kita untuk lebih berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita.
"Know your self-worth, because the more you believe in yourself the more optimist you become."
Komentar
Posting Komentar