Kedudukan, pangkat, status sosial, bisa bikin orang lupa diri. Lupa kalo semua manusia itu sama.
Pola pendidikan orang tua dan lingkungan tidak bisa dipungkiri memang punya andil dalam membentuk sikap seseorang. Begitupun gen terhadap sifat.
Kenapa gen? Karena setiap gen dalam tubuh manusia, mengandalikan satu sifat tertentu (emotionally or physically). Dan itu diwariskan atau akan menurun kepada keturunannya.
Tapi kemudian semua bisa dibentuk kembali dengan pola didik atau pola asuh yang diterapkan kepada calon "manusia besar" tadi. Sayangnya, tidak mudah merubah sifat seseorang. Sifat akan berefek pada perilaku. Perilaku akan terpampang melalui cara pikir dan sikap yang ditujukan kepada orang lain. Termasuk kepada keturunannya.
Di Indonesia, bangsa yang tumbuh, kaya, dan terkenal dengan kesopanan dan keramahan penduduknya. Bangsa yang penuh adab, norma, dan budaya. Ternyata masih ada 1, 2 orang yang lupa.
Mungkin generasinya berubah, zamannya sudah berbeda. Bahkan untuk mengatakan...
"Terima kasih"
"Tolong"
...sudah tidak lagi biasa. Tidak lagi ada di dalam kamus kata sehari-harinya.
Apa yang salah dengan kata tersebut sehingga untuk mengatakannya saja terasa berat?
Apa yang salah dengan kata tersebut sehingga untuk mengatakannya saja perlu ditentukan terlebih dahulu siapa penerimanya?
Setinggi apapun seseorang...
pada akhirnya, cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menaikan derajat kita sebagai manusia.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan selalu diingat.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menentukan apakah kita orang baik atau bukan.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menjadi penilaian
...cara kita bersikap kepada orang lain yang akan mendefinisikan diri kita.
Ps : tulisan ini memang SENGAJA dibuat “general”, “ngambang”, dan “tidak ngena” karena banyaknyanya pihak dan faktor yang bisa disinggung
Pola pendidikan orang tua dan lingkungan tidak bisa dipungkiri memang punya andil dalam membentuk sikap seseorang. Begitupun gen terhadap sifat.
Kenapa gen? Karena setiap gen dalam tubuh manusia, mengandalikan satu sifat tertentu (emotionally or physically). Dan itu diwariskan atau akan menurun kepada keturunannya.
Tapi kemudian semua bisa dibentuk kembali dengan pola didik atau pola asuh yang diterapkan kepada calon "manusia besar" tadi. Sayangnya, tidak mudah merubah sifat seseorang. Sifat akan berefek pada perilaku. Perilaku akan terpampang melalui cara pikir dan sikap yang ditujukan kepada orang lain. Termasuk kepada keturunannya.
Di Indonesia, bangsa yang tumbuh, kaya, dan terkenal dengan kesopanan dan keramahan penduduknya. Bangsa yang penuh adab, norma, dan budaya. Ternyata masih ada 1, 2 orang yang lupa.
Mungkin generasinya berubah, zamannya sudah berbeda. Bahkan untuk mengatakan...
"Terima kasih"
"Tolong"
...sudah tidak lagi biasa. Tidak lagi ada di dalam kamus kata sehari-harinya.
Apa yang salah dengan kata tersebut sehingga untuk mengatakannya saja terasa berat?
Apa yang salah dengan kata tersebut sehingga untuk mengatakannya saja perlu ditentukan terlebih dahulu siapa penerimanya?
Setinggi apapun seseorang...
pada akhirnya, cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menaikan derajat kita sebagai manusia.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan selalu diingat.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menentukan apakah kita orang baik atau bukan.
cara kita bersikap kepada orang lain yang akan menjadi penilaian
...cara kita bersikap kepada orang lain yang akan mendefinisikan diri kita.
Ps : tulisan ini memang SENGAJA dibuat “general”, “ngambang”, dan “tidak ngena” karena banyaknyanya pihak dan faktor yang bisa disinggung
Komentar
Posting Komentar